Monday, June 23, 2008

Tahapan Interaksi Sosial Dalam Membentuk Kepribadian

Kemarin kami para melakukan rapat kenaikan kelas untuk siswa SD. dan dari rapat tersebut dari dua level yang saya ikuti banyak sekali informasi dari guru dan kepala sekolah bagaimana seharusnya melakukan pendekatan kepada siswa bermasalah serta apa penyebab timbulnya masalah tersebut. dari bahasan yang kita diskusikan ternyata kemampuan saua dalam menganalisa perilaku seorang siswa masih kurang.
Dari rapat tersebut saya dapat melihat bagaiman usaha para wali kelas dalam memperjuangkan anak didiknya dan penjelasan guru bidang study tentang persepsi siswa didiknya. percaya atau tidak ada guru yang benar-benar menggunakan hati dalam mengajar ada juga guru yang menggunakan logika dalam mengajar, sehingga penjelasan mengenai perilaku siswa ada yang analitis menggunakan penjelasan sebab ada juga yang menggunakan akaibat. artinya, latar belakang mengapa siswa tersebut berperilaku negatif tidak dipertimbangkan.
Saat rapat di buka, kepala sekolah memberikan penjelasan bahwa siswa SD kelas 1 dan 2 dalam menyerap lebih terpengaruh dari lingkungan eksternal. artinya, apapun bentuk informasi yang didapatkankan akan ditelan mentah-mentah oleh mereka. untuk itu para orang tua harus berhati hati dalam berperilaku karena anak pasti akan mengikutinya.
Berangkat dari kata tersebut akhirnya kita memulai rapat ini dengan membahasa permasalahan yang ada di kelas mengenai siswa tentunya. bahasan yang dilakukan seputar kemampuan akademik siswa dan sikap mereka dikelas. ada 4 kasus unik yang terjadi diantaranya ada siswa yang memang kemampuan IQ rendah, ada siswa yang memiliki kecerdasn tinggi hanya saj faktor external tidak mendukung proses pembentukan kognitif tersebut, ada yang terkenen disleksia pada kemampuan kognitif entah apa bahasanya nantu saya akan coba jelasakan, yang terakhir adalah siswa yang belum cukup umur untuk mempelajari bidang ilmu di levelnya karena pondasi kognitif dari awalnya kurang baik. dari 4 kasus ini mereka rupanya cukup unik satu sama lainnya sebagai mahkhluk ciptaan Allah SWT. saya akan mendeskripsikan seperti apa gambaran permasalahannya.
1. Siswa yang kemampuan IQ nya rendah.
Siswa ini di sinyalir memiliki IQ rendah dikarenakan kemampuannya dalam menyerap, mencerna serta mengingat sesuatu informasi mengalami kesulitan. faktor ini saya anggap terjadi sejak lahir sebab sikap yang dimilikinya cukup baik. bahkan ketika guru memberi nasihat anak tersebut mengerti tetapi mengapa ketika memasuki proses pembelajaran siswa tersebut tidak fokus dan dalah memotivasi diri rupanya juga kurang. hal itu dari segi akademik, tapi dalam kinestetik saya sebagai guru olahraga merasakan bahwa anak ini berbakat didunia olahraga. tervukti dari aktivitas olhraga yang diikutinya memiliki nilai baik meskipun faktor siswa lain mendampinginya. jadi bisa dikatakn apabila anak tersebut disatukan dengan siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar maka secara otomastis akan mempengaruhinya.
2. Siswa yang cerdas tapi buruk dari segi sikap.
Siswa ini good looking dan dari segi kinestetis juga cerdas hanya saja sikap dan perikaunya selalu berubah bahkan terkadang kurang kooperatif dalam pembelajaran. kembali ke faktor eksternal tadi, siswa ini kurang dikontrol emosinya oleh orang tuanya karena hanya ketemu satu minggu sekali dan di lingkungan ketika berinteraksi siswa ini bermain dengan orang yang dewasa yang kita pun tidak tahu siap orang dewasa ini, bagaimana perilakunya. pendapat yang muncul adalah emosi yang tidak terkontrol dampaknya. ketika di kelas siswa in memperlakukan temanya seperti saat mereka bergaul dengan orang dewasa seperti, memukul, mencubit dan kekersan fisik karena saya meyakini ketika di lingkungan banyak orang dewasa yang menyakitinya secara fisik pul tanpa ada perlindungan dari orang tua. dampaknya kedalam proses kegaian belajar mengajar siswa ini mengalami gangguan dan menganggap bahwa saya lebih baik main dari pada belajar atau di dalamnya kognitifnya yang ada hanyalah bermain. secara akademik apabila anak ini dimotivasi terus secara berkesinambungan oleh guru maka akan cepat anak ini menyadari bahwa dirinya perlu belajar. tentu orang tua harus mengkontrol aktivitasnya di rumah agar terjadi penguatan positif kearah yang lebih baik untuk kehidupan anak tersebut.
3. Siswa yang mengalami Disleksia Kognitif
Pendapat Disleksia ini menyatkan bahwa siswa in agak sulit dalam membaca jadi ketika membaca sulit dalam memvisualkan apa yang ada dalam bacaan, tentu pengaruhnya terhadap kognitif juga sulit. sehingga aktivitas keseharianya terkadang terlepas dari nilai-nilai sosial. pendapt lain bahwa siswa ini tidak menyadari keterbatasan dirinya. tetapi nilai positifnya adalah orang tuanya komunikatif dan ingin merubah kemampuan kognitif anaknya, penguatan orang tuanya merupakan faktor pemicu untuk anak ini termotivasi untuk belajar dan guru yang membimbingnya juga memahami kekurangan siswanya sehingga ada sinergi antara orang tua dan guru yang dikhawatirkan adalah apabila lingkungan tidak mendukung proses perubahan yang ingin dilakukan oleha anak tersebut.
4. Siswa yang belum cukup umur dalam menerima pelajaran di levelnya.
Siswa in belum memahami preoses pembelajaran yang diketahuinya hanya bermain terbukti dari semua guru yang yang mengajar menganggap bahwa nak ini tidak pernah fokus, hanya ingin bermain, bahkan mengganggu teman-temannya. sehingga suasana belajar kelas terganggu. anak ini rupanya belum mendapat penguatan oleh orang tuanya bahwa dirinya harus belajar. permasalahan yang ada adalah bahwa siswa ini belum mampu menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi di luar dirinya. karena penguatan dari lingkungan eksternal ke kemampuan kognitifnya belum optimal.
Dari 4 kasus diatas memang bahasan saya hanya seputar kemampuan kognitif dan penguatan secara eksternal. karena di akui bahwa siswa sekolah dasar sangat membutuhkan ini untuk menjadi pondasi dalam belajar. adapun setelah ini saya akan membahas menganai aktifitas interkasi sosial dalam pembentukan kepribadian siswa yaitu;
1. Imitasi
2. Sugesti
3. Identifikasi
4. Simpati.
Saya akan mengulasnya lebih dalam nanti

Friday, June 20, 2008

Cara efektif memberikan hukuman

Asalamualikum.Wr.Wb
Dalam dunia pendidikan atau dalam dunia kerja hukuman nerupakan sesuatu yang penting yang digunakan untuk mengubah perilaku seseorang atau paradigma seseorang. seseorang dapat bersifat negatif atau positif tergantung bagaimana sistem pembinaan yang didapatkannya di rumah, di sekolah atau di masyarakat. ketiga elemen ini adalah siklus dasar dimana setiap manusai akan berinteraksi secara sosial.
Apabila pola pembinaan di rumah, orang tua sebagai pimpinan tertinggi tidak pernah mengenalkan apa itu hukuman yang bertujuan untuk menanamkan sikap mengakui kesalahan pada diria anak maka, yang terjadi adalah anak tersebut akan merasa dirinya selalu benar di lingkungan masayarakat dan sekolah. uintuk itu konsep dasar dalam memberikan pengetahuan mengenai hukuman adalah di rumah.
Yang kedua adalah di sekolah, sumber kekuasaan yang ada terdapat pada guru. bagaimana guru tersebut memberikan hukuman pada siswanya dengan metode yang tarik ulur, artinya bisa dengan TOP DOWN dengan tujuan meningkatakan motivasi dari kesalahan yang dibuat dan merubah perilaku agar lebih baik atau BOTTOM UP dengan tekanan agar kesahan yang di buat tidak di ulangai lagi, biasanya kesalah yang dibuat ini bersifat fatal akibatnya. kedua elemen ini antara orang tua dan guru sebenarnya ada hubungan yang saling mempengaruhi. untuk iti dalam dunia pendidikan komunikasi antara orang tua murid dan guru sangat penting dalam membentuk karakter positf pada anak.
Ketiga adalah masyarakat, kalo saat sekolah teman-teman sebaya dapat dimaklumi apabila mengingatkan kita dalam mambuat kesalahan maka beruntunglah siswa tersebut kalau yang mengingatkan teman sendiri. tapi akan sakit apabila yang memberikan hukuman adalah seseorang yang tidak kita kenal seperti apa pemberian hukuman yang akan diberikan. kalau dimasyarakat aparat hukumnya ya polisi dan kita mengetahui proses pemberian hukuman yang diberikan. tetapi bagaiman kalau sekelompok massa yang radikal, main pukul atau keroyokan sungguh sakit hal tersebut. maka dari itu rumah , sekolah perlu mengajarakan tata cara bagaiman seharusnya manusai berinteraksi di lingkungan sosial sehingga saat individu terjun dimasyarakat mereka dapat memposisikan diri dalam berperilaku.
Kemabali pad konsep pemberian hukuman tadi saya memberikan tips bagaimna sebaiknya pemberian hukuman agar lebih efektif pada anak, karyawan atau teman. dan saya mengelaborasi dari Teori Howard H Kendler sebagai berikut.
1. Hukuman akan efektif dalam memperbaiki perilaku jika ia memaksa seseorang untuk memilih perilaku alternatif yang diinginkan, dan kemudian pilihan tersebut diterapkan sebagai hukuman.
Artinya, hal ini bisa dilakukan kepada seorang individu yang membuat kesalahan dengan memberikan alternatif hukuman pada dirinya saat individu melakukan kesalahan. apabila kesalahan tersebut dibuat karena ketidak tahuan maka akan lebih mudah untuk memperbaikinya karena individu yang membuat kesalahan akan cepat mengerti bahwa yang dilakukannya tidak baik. maka, biarkan mereka memilih hukuman apa yang mereka inginkan sesuai dengan tingkat kesalahan yang dibuatnya dan orang tua dan guru hanya mengarahkan dan menjaga agar tetap konsisten dan dalam hal ini unsur toleransi sangat kental. tetapi dalam masayaraka ini tidak berlaku karena terkadang di masyarakat terdapat hukum rimba. maka dari itu norma-norma sosial yang ada merupakan landasan seorang individu untuk berperilaku.
2. Jika hal tersebut dalam angak (1) tidak terjado, mak perilaku yang menunjukkan penyesalan itu hanya sementara, dan selanjutnya perbuatan yang menyebabkan orang tersebut terhukum akan berulang kembali manakalah hukumannya diganti. dan pada gilirannya perilaku terasa terhukum itu akan menyebabkan seseorang menjadi ketakutan dan penuh.
Artinya, setap manusia adalah mahlik alpha. apabila membuat kesalahan dan terus akan membuat kealahan tersebut bila tidak terjadi proses pembelajaran dari hukuman yang dia dapatkan dulu. untuk itu sebagai seorang guru atau orang tua harus mengarahkan hukuman yang disepati menjadi lebih bertingkat, misal kalu dalm dunia olahraga, kesalah pertama yang dibuat mengharuskan perlaku salah melakukan push up selam 10 kali, dan kedua kalinya dengan kesalahan yang sama harus ada beban menjadi 20 kali dan seterusnya. semakin tinggi beban hukuman yang diberikan semakin kuat pula penguatan terhadap individu agar tidak melakukan kesalahan yang sama. karena, apabila bebannya sama tidak berubah individu bersalah akan merasa bahwa hukuman tersebut ringan sebab sudah menjadi kebiasaan.
3. Hukuman akan lebih besar efektifitasnya, jika diterapkan pada saat perilaku yang tidak terpuji atau tidak diinginkan itu terjadi, dengan demikian persoalan tidak basi.
Hal ini jelas, saat terjadi kesalahan seketiak itu pula sebaiknya hukuman harus diberikan agar dapat membrikan stumulus terhadap kognitif bahwa perilaku negatif tersebut harus diperbaiki dan tidak baik. rangsangan tersebut akan menjadi bangunan dalam rangkaian otak sehingga ada proses ketidakselarasan/perdebatan antara hati dan logika yang membuat individu memilih mana yang terbaik ketika hukuman diberikan sehingga akan ada proses pemilahan yang dilakukan oleh individu tersebut untuk memperbaiki dirinya saat itu. dan pasti hukuman tersebut akan selalu diingat.
4. Hukuman hendaknya dilaksanakan dengan pengamatan yang teliti sehingga tidak menjadikan hukuman tersebut sebagai hadiah bagi suatu perbuatan yang tidak diinginkan atau terpuji. tujuan pemberian hukuman adalah untuk memperkuat perilaku, dan tujuan pemaksaan adalah untuk memberikan hukuman.
Dalam membrikan hukuman kita harus mengatahui letak kesahan yang dibuat anak, dengan menyakan apa penyebab dari kesalahan yang dibuat. sehinga jangan samapi ada penyebab lain yang tidak ketahui. apabial penyabab inti sudah diketahui, kealahan itulah yang harus dihukum. maka missmatch antara tujuan pemberian hukuman dengan kesalah tidaka ada.
Keempat hal diatas diharapkan dapat memberikan gambaran bagaiman seharusnya kita senagi orang yang lebih dewasa memberukan hukuman yang bertujuan memperbaiki perilaku negatif dari individu.
Dan yang paling penting dalam pembinaan pemberian hukuman ini bagaimana membuat individu tersebut dapat menganalisa kesalahan yang dibuatnya sehingga sebelum orang lain memperbaiki dirinya atau menhukumnya. perilaku taat hukum sebenarnya baik apabila aparat hukum dapat menghukum dirinya apabila membuat kesalahan. yang tercipta saat ini adalah bahwa mereke yang mengerti hukum dianggap kebal dengan hukum.
Wassalamuaaikim.Wr.Wb

Thursday, June 19, 2008

Tidak Semuanya Indah

Kemarin di tempat kerja saya kedatangan seorang tamu yang ingin mengobservasi kegiatan di sekolah kami. mengenai proses pembelajaran yang kami lakukan. kebetulan hari itu, kami mengadakan senam aerobic bersama dengan senam nusantara yang secara kebetulan pula tamu tersebut sebagai salah satu pencipta dari koreo yang ada di gerakan tersebut.
Tamu ini seorang dosen di Universitas saya dulu, dan saya sangat senang sekali karena kita akan diobservasi oleh seorang expert dibidang olahraga. dalam benak saya terbersit bahwa ke depan kita akan melakukan kerjasama dalam bidang olehraga khususnya. di pikiran saya terlintas bahwa dosen ini memiliki hidup yang indah, nyaman dan berkecukupan atau bisa dibilang sebagai orang sukses.dan terus terang saya iri dengan dirinnya tetapi irinya saya merupakan acuan bagi saya untuk meningkatkan kompetensi saya.
Tetapi disela-sela perbincangan yang kami lakukan di sempat mengatakan bahwa saat ini pikirannya sedang capek disertai dengan capek fisiknya. karena ada mata kuliah yang di laluinya dan ada dosen yang terlalu idealis dalam memberikan tugas kuliah bahkan kerangka teoritik pembeuatan tugas tidak diberikan acuannya. hal ini tentu lumrah dalam dunia pendidikan karena para dosen memiliki hak preogratif untuk memberikan kewajiban pada mahasiswanya.
Tetapi dari cerita dosen saya tersebut dapt di simpilkan bahwa dia pun punya masalah yang sama, tekanan yang sama hanya saja dunianya berbeda. artinya kehidupan manusia itu relatif dakam menemui masalah dan tidak ada manusia yang memiliki keindahan di kesehariannya.tampak dari luar atau atribusi external bahwa orang tersebut terkihat sangat sukses tetapi dari atribusei internal kita tidak bisa menduganya itu sih kata orang psikologi. jadi sebaiknya saya pun harus lebih keomprehnsif dalam memberi kesan pada orang lain.

Wednesday, June 18, 2008

Pendidikan Moral Berbasis Empaty

Indonesia saat ini sedang menuju dalam proses perubahan kearah pembangunan, disetiap sektor mencoba bangkit memperbaiki kinerjanya. pembangunan infrastruktur menjadi skala prioritas pada setiap sub bidang pembangunan. meskipin visi Indonesia 2030 di anggap sebagian kalangan hanya mimpi belaka, tetapi bagi sebagian orang meyakini bahwa visi tersebut dapt terwujud apabila setia sektor saling bahu-membahu dan berkordinasi dalam mewujudkan mimpi tersebut.
Istilah Dare to dream, dare to Do and Dare to Action merupakan konsep manajemen pembangunan stratejik yang merlu dibangun di dalam jiwa dan hati para generasi muda saat ini. karena pada saatnya nanti mereka para generasi muda pada masanya akan memimpin bangsa ini bahkan akan memimpin kita. oleh karena itu character building yang universal artinya siap memiliki hati dan jiwa Indonesia tetapi berwawasan Global.
Dalam membentuk hati tersebut para pemimpin saat ini harus memiliki konsep pembangunan moral kepada masyarakat yang dipimpinnya sebagai sarana terciptanya manusia pembelajar yang yang akan mengoptimalkan sumber daya di daerahnya. dalam tahapan ini para pemimpin jangan hanya memikirkan isu politik sesaat yang hanya akan benguntungkan dirinya. masa depan bangsa terletak pada generasi muda saat ini yang di bina oleh para pemimpin negeri saat ini. maka, bila suatu saat negeri ini maju atau mundur hal itu disebabkan oleh para pemimpinnya.
Dalam membangun moralitas yang tinggi sektor pendidikan perlu dimaksimalkan pelaksannanya karena apabila moral bangsa bagus maka, tak perlu dikhwatirkan ;agi untuk menapaki konsep tata kelola pemerintahan yang baik dimasa depan. untuk itu, dalam meningkatkan semangan moral yang baik perlu diajarkan kepada generasi muda saat ini untuk lebih berempati terhadap kondisi riil bangsa ini. dengan memberikan ganbaran bahwa untuk mempertahankan Indonesia setuhnya perlu ide-ide yang kreatif fari mereka. karena, efeknya moralitas yang bagis akan menciptakan daya kritis terhadap segala sesuatu yang dianggapnya perlu di pahami lebih dalam, apabila tahap daya kritis sudah baik akan melahirkan generasi yang memiliki daya tanggap cepat dalam menyelesaikan permalahan yang ada serta antipatif dalam membuat keputusan, tahapan selanjutnya dari (Daya Kritis-Daya Tanggap akan menciptakan manusai yang berkreatifitas tinggi dan selalu berinovasi dalam membangun bangsa ini). oleh karena itu setiap pendidikan di setiap bidang ilmu yang ada harus menggunakan metide dan tekni pengajaran berbasis empaty.
Bangsa ini akan maju apabila para pemimpinya melihat kebawah tanpa melupakan hubungan global. artinya, mari sama-sama generasi saat ini menciptakan iklim empati terhadap kondisi bangsa. saya meyakini bahwa empati adalah awal dari manusia bisa bijaksana dalam mengahdapi situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya.
Pendidikan berbasis empati di tingkat dasar sampai menengah bahkan di perguruan tinggi harus dibuat kurikulumnya sehingga cita-cita bangsa yang luhur akan tercapai.

Monday, June 16, 2008

Perbedaan Perilaku Manusia

Beberapa hari ini saya coba menyelami buku perilaku organisasi yang dikarang olah Miftah Toha seorang dosen dari UGM, dari artikel yang saya buat belakangan ini hampir isinya saya dapatkan dari buku tersebut. salah satu bahasan yang membuat saya tertarik adalah mengenai mengapa manusia itu berbeda dalam bertindak diantaranya adalah :
1. Manusia berbeda karena berbeda kemampuannya.
Setiap manusai memiliki perbedaan dalam berperilaku karena teori pertama menyatakan perbedaan itu dibawanya sejak lahir, teori kedua karena proses penyerapan informasi yang berbeda dari individu tersebut. bahkan kedua teori tersebut mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak.
2. Manusia berbeda perilakunya karena adanya perbedaan kebutuhan.
Hal ini merupakan bagian dari teori motivasi yang di temukan oleh para ilmuwanpsikologi seperti, Maslow, Mcleland,,McGregor, dll. yang pasti kebutuhan manusia menjadi motif secara intrinsik individu tersebut dalam berperilaku.
3. Manusia Berbeda karena mempunyai lingkungan yang berbeda dalam mempengaruhinya.
Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada manusia, suatu keputusan yang di buat oleh individu dapat dipengaruhi dengan apa yang terjadi di luar dari dirinya dengan kata lain motivasi exsternal berperan disini. lingkungan membentuk manusiam menjadi baik kah atau menjadi jahat, ramah atau sombong,dll.
4. Manusia berbeda mempunyai masa depan sehingga cara berpikirnya pun berbeda.
Setiap mimpi yang dibuat oleh manusia mempengaruhi bagaimana individu tersebut berpikir dalam aktivitas kesehariannya dan bagaiman individu tersebut bertindak untuk mencapai tujuan jangka pendek atau jangka panjangnya.
5. Faktor Like or Dislike with Something.
Percaya atai tidak faktor ini juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku,apabila seseorang tidak suka pada atasannya dalam memimpin, maka apapun yang dikatakan atasan hanya merupakan masukan tidak langsung di lakukan.
6. Faktor X
Faktor X ini terjadi diluar kemampuan manusia artinya bahwa segal perilaku akan berubbah oleh karena faktor alam yang tidak dapat di identifikasi penyebabnya. maka apabial ada perubahan perilaku manusia dan tidak dapat di pahami penyebabnya hal itu terjadi karena segala sesuatu telah di tentukan oleh Allah SWT.

Dari penejalsan diatas dapat dikatakan bahwa manusai itu unik dan berbeda, dari perbedaan iti pula yangmenyebabkan adanya interkasi sosial diantara manusai. terkadang manusia mersa nyaman dengan perbedaan tetapi ad juga yang tidk mersa nyaman dalam perbedaan yang ada. hal in adalah Sunnatulloh karena telah digariskan oleh Allah SWT.
Telah di gambarkan dalam Al-Qur,an
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. (Al-Hujurat: 13)
Ayat ini dapat di tafsirkan bahwa manusia berebeda amak dengan adanya perbedaan tersebut diharapakan kita sema dapat menjaga satu sama lain dalam tali persaudaraan.
Ilmu yang kontenporer di kembangkan saat ini mengeni mulikultarisme dimana ilmu tersebut mempelajati bagaimana memanaje perbedaan anatara manusia
semoga bermanfaat!

Sunday, June 15, 2008

Tokoh paling berpengaruh dalam ilmu perilaku organisasi dan manajemen

Ilmu perilaku organisasi apabila dalam bahasan sebelumnya telah disimpulkan terdapat 3 elemen penting yang mendukungnya yaitu dimensi konsep, sistem dan manusia. ternyata dalam perkembangan ilm utersebut terdapat aktor-aktor yang mempengaruhinya yaitu:
1. Max Webber, pria kelahiran jerman ini merupakan pemikir dalam ilmu-ilmu sosial, dalam teorinya Webber membahasa bahwa suatu organisasi untuk menciptakan nilai produksi yang tinggi adalah dengan menggunakan sistem birokrasi.
Model birokrasi Webber digunakan diseluruh instansi besar di dunia untuk membuat kinerja perusahaan/lembaga lebih efektif dan efisisen. birokrasi Webber menekankan pada aspek struktur ang perlu di bentuk dalam organisasi yang di gunakan untuk mengeukur suatu kenyataan.
Webber beranggapan bahwa manusia mempunyai batasan dalam bekerja sehingga membutuhkan manusaia lain untuk bekerja. Teori birokrasi Webber antara lain dengan ciri dari birokrasi :
a. Adanya spesialisasi, atau pembagian kerja
b. Adanya hirarki yang berkembang
c. Adanya suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan-aturan
d. Adanya hubungan-hubungan kelompok yang bersifat impersionalitas
e. Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan atas kecakapan.
Dari teori di atas Webber menakanakan bahwa perlu ada struktur yang jelas dalam suatu organisasi yang di namakan birikrasi, hal ini pula mempengaruhi seluruh organisasi yang ada di Dunia.

2. Henri Fayol, Pria kelahiran Perancis ini juga berpengaruh pada asapa perkembangan ilmu organisasi. secara garis besar teori Fayol mengatakan bahwa dalam meningkatkan kerja perusahaan perlu ada sistem yang mengatur secara administartif kerja para karyawannanya atau dengan kata lain semua yang terlibat dalam sistem harus mempunyai fungsi yang mendukung fungsi yang lainnya. salah satu teori yang relevan dalam ilim organisasi yaitu"
teori unit atau subsistem, bahwa perlu ada fungsi administrasi dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian. teori ini menciptakan sistem yang positif dalam menciptakan kinerja yang optimal dalam organisasi.

3. Frederick Winslow Taylor. pria kelajiran amarrika ini adalah yang menyimpulkan teroti yang di sebut scientific manajemen yang di gunakan dalam meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih efisien dan efektif.

Ketiga tokoh diatas apabila di lihat secara hubungan ternyata satu sama laian merupakan satu kasatuan yang integral dalam perkembangan ilmu perilaku organisasi yaitu'
a. Teori Webber, dengan sistem birokrasinya yang menyatakan bahwa organiasasi perlu ada struktur dalam menciptkan kerja organisasi yang efektif.
b. Teori Fayol, dengan sistem adminsitrasinya yang mengatur perlu adanya fungsi yang jelas bagi para karyawan dalam bekerja. prinsip fungsional ini yang dapat membuat kerja karyawan dalam perusahaan lebih jelas.
c. Teori Taylor, yang menemukan istilah scientific manajemen bahwa dalam mengatur fungsi birokrasi dan administrasi perlu adanya pengaturan dalam aktivitas manusia sehingga setiap perkerjaan dapat lebi terarah dan terncana.

Menurut Miftah Toha tiga sistem yang membantu perkembangan ilmu organisasi adalah (Konsep Birokrasi Webber, Penemuan Administrasi Fayol dan Gerakan Manajemen Ilmiah Taylor)

Wednesday, June 11, 2008

Pengertian Perilaku Organisasi

Saat ini saya ingin membahas mengenai perilaku organisasi yang di dalamnya terdapat tiga dimensi yang berkaitan yaitu ;
1. Dimensi Konsep, Dimensi ini mencakup Ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya dan seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.
2. Dimensi Sistem, Dimensi ini mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.
3. Dimensi Manusia, Dimensi iniadalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu psikologi. karena, adanya organisai adalah adanya manusia.
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
Ketiga dimensi diatas mencakup polosfi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang terdiri dari mulitidisiplin ilmu (Antroplogi Kultural, sOsiologi, psIkolOgi dan ManJemen) sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perolaku organisai dapat dibahas.
dalam tatran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi.

Tuesday, June 10, 2008

Rekayasa Sosial !

Baru-baru ini kita di kejutkan dengan kenaikan BBM yang cukup mengubap pola perekonomian masyarakat Indonesia Khususnya. walaupun , kebijakan tersebut dibuat karena melonjaknya harga minyak dunia yang berimplikasi kepada angggaran belanja negara tahun 2008. secara rasional hal tersebut bagi sebagian orang dapat diterima, tetapi bagi masayarakat menengah kebawah masalah itu cukup berat untuk dihadapi. tetapi adapula yang memanfaatkan situasi ini untuk menaikan harga-harga di pasaran tanpa ada sosialisai atau kerjasaama dengan pemerinta
Seperti biasa dibuatnya suatu kebijakan akan ada yang pro dan kontra dan itu merupakan bunga dari demokrasi. berupa demonstrasi secara abstrak (media, terstulis ataupun secara intelektual pada pemerintah berupa kritikan) ada pula yang demonstrasi secara nyata berupa (aksi dijalan, anarkisme, dll). hal itu biasa karena demonstrai ada, sebagai metode rakyat untuk mengaspirasikan pendapatnya.
Pemerintah memahami akan hal ini, dan bersifat lebih dewasa untuk menghadapinya. karena apapun bentuk kebijakan pasti akan ada niali positifnya dimasa depan, tinggal pelakunya siap atau tidak untuk bersama-sama menjalankan kebijakan tersebut. fenomena sosial yang terjadi dapat berupa (perubahan perekonomian di segi makro dan mikro, kebutuhan, aksi menentang pemerintah) hal itu wajar dalam era demokrasi. dan fenomena sosial ini dapat dikatakan sebagai implikasi dari rekayasa sosial. buktinya adanya peran pemerintaha terhadap rekayasa sosial terbukti dari, kejadian yang masih hangat.yaitu kejadian kekerasan Front pembela Islam terhadap domonstrasi aliansi kebebasab beragapa 1 Juni 2008. yang teridikasi bahwa AKKBB melakukan provokasi secara intelektual terhadap Ahmadiyah dan Pront Pembela Islam sehingga terjadi bentrokan fisik. seketika itu juga seluruh media dan kelompok masyarakat terfokus terhadap anarkisme yang dilakuakn FPI dan memnita pemerintah untuk membuabarkan kelompok tersebut, dilain sisi FPI tetap pada pendirian bahwa Ahamdiyah harus di bubarkan dalam merupakan harga mati.
Akhirnya, setelah proses panjang surat keputusan bersama tiga mentri telah dibuata yang suabstansinya daro pemerintah bahwa FPI dilarang untuk menyebarkan keyakinannya tetapi mereka puny ahk-hak sipil yang dilindungi. sekali lagi tentu saja tetap akan ada pro dan kontra dalam kebijakan ini.
Cerita di atas merupakan gambaran, bahwa rekayasa sosial dapat terjadi karena faktor alam dan buatan. rekayas alam terjadi pada kasus kenaikan BBM dan rekayasa buatan terjadi pada kasu Kekerasan FPI.
Cara termudah untuk mengidentifikasi rekayasa sosial adalah.
1. Amati Isu yang berkembang baik yang telah lalu ataupun sedang hangat
2. Apa pilosofi adanya isu tersebut
3. Analisis perilaku orang yang terlibat dalam isu tersebut.
4. Apa saja isu yang berkaitan dengan isu central.
5. Bagaimana isu tersebut berdampak terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
6. Bagiamana pemerintah menanggapi terhadap isi tersebut.
7. Bagaimana media mengemas informasinya kepada masyarakat.
9. Apa akibat dari isu tersebut kepada andam keluarga dan lingkungan terdekat.
Apabila ke-sembilan langkah ini sudah dilakuakan maka anda akan belajar menjadi orang yang mau belajar. semoga bermanfaat.