Monday, September 28, 2009

Hikmah Ramadhan

Hari baru dikantor bertemu dengan sahabat-sahabat satu kerja saya merasakan banyak perubahan dari wajah-wajah para pencinta Ramadhan. proses silahturahmi yang berjalan pun terasa sangat sungkan dan segan saking tidak adanay dusta diantara kami sekali sungguh berkah Ramadhan itu masih terasa sampai sekarang. tak bisa dibayangkan bagi mereka yang tidak menjalankan ibadah puasa pun merasakan pesantren Illahi dan dengan merasakan hikmah Ramadhan tanpa ada sekat dengan diringi tali-tali persaudaraan dan jembatan kebersamaan.
Hikmah itu akan tetap ada samapi 11 bulan kedepan percaya atau tidak bagi mereka yang mersakan kebesaran Ramadhan tentunya akan sangat kehilangan sang tamu Allah yang tidak ada jaminan untuk kita bertemu dengan tamu agung tersebut. entah apakah lafaz Illahi yang sering dibaca saat Ramadhan, suara-suara kumandang dzikir dari masjid ke masjid, sampai dari rumah - kerumah, penantian saat berbuka dengan nafsu atau kenikmatan saat membukanya. sampai ringannya tangan dalam memberi. pertanyaannya akankah masa dan saat itu kembali. semoga mereka para perindu Ramadhan dapat diketemukan lagi tahun depan.
11 bulan dengan segudang pekerjaan akan kita hadapi sebagai seorang pembelajar yang harus menjalani proses kehidupan ini. semoga hikmah Ramadah tetap melekat pada kita semua dengan pernak-pernik keindahan dan kesuciannya. saudaraku bertahanlah dengan prestasi Ramadhan mu kali ini semoga Allah meridhoi dan memberkahi apa yang telah kita lakukan baik kurang atau lebih.

Sunday, September 6, 2009

Master diUsia 40 Tahun

Tulisan in berawal dari ketertarikan saya terhadap buku yang berjudul Misteri Usia 40 Tahun yang ditulis oleh pengarang Islami yang mengangkat rahasia dibalik usia 40 tahun. Dalam buku itu yang diangkat ketika Rasulullah Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul diusia 40 tahun yang merupakan titik klimaks dari perjuangan Beliau berdakwah di dunia ini. Lalu dibahas juga mengenai beberapa penemu yang mencapai keberhasilan diusia 40 tahun. Sehingga muncul kesimpulan dalam diri saya bahwa usia 40 tahun merupakan tingkat dimana seseorang mencapai tahap master dalam hidupnya.
Banyak cerita mengenai hal ini, dikatakan bahwa seorang laki-laki akan menghadapi puber kedua pada usia 40 tahun. Entah benar atau tidak sebenarnya masalah ini hanya mengenai bagaimana laki-laki tersebut memandang kedewasaanya. Dan lagi dari wanita dikatakan pada usia ini sudah tidak produktif lagi untuk melahirkan benar atau tidak, tinggal buat penelitiannya. Jadi, sunggu luar biasa keEsaan Allah SWT dalam menciptakan misteri pada kehidupan manusia. Maha Besar Allah dengan segala Ilmunya.
Dari pembahasan yang ada penulis mencoba menyimpulkan seperti yang ada dimuka bahwa seseorang pada usia 40 tahun akan mencapai usia master. Apakah itu?. Yaitu merupakan titik puncak dari karakter, kepribadian dan kebiasaan seseorang yang dilakukan ketika usia muda. Seperti teori Freud masa sekarang adalah apa yang terjadi dimasa lalu seseorang. Jadi, satu saja contohnya masa puber kedua adalah hasil dari seseroang menginterprestasikan keindahan wanita dan diwujudkan dengan lahirnya cinta kepada orang tersebut. Sehingga muncullah rasa puber tersebut. Sebenarnya apabila orang tersebut tidak membesitkan pikiran tersebut diyakini rasa puber kedua tidak akan muncul.
Hal lain adalah pada masa ini kebijaksanaan seseorang dan tingkat keilmuan seseorang akan menguat, bagi seoranga ayah atau ibu akan lebih tegar menjalani kehidupan dunia terutama mengenai permasalahan anak-anaknya. Lebih terbiasa menghadapi permasalahan hidup, lebih berkarakter dalam mengabil keputusan. Sementara itu mengenai keilmuan ataupun karier diusia ini seseorang telah mantap dalam ilmu yang dimiliki. Ilmu seseorang akan lebih matang dalam mengimplementasikan disiplin ilmu yang dimilikinya dan lebih aplikatif dalam pekerjaanya, sehingga di atas 40 tahun seseorang sudah bisa dikatakan master dalam kehidupan duniawinya.
Hal yang tidak dapat dicapai seseorang adalah mengenai kehidupan spiritualnya, saya meyakini bahwa kematangan tingkat kematangan spiritual seseorang tidak bisa dicapai pada usia in berbeda dengan Rasulullah. Karena kehidupan spiritual akan mencapai kematangan apabila seseorang sudah mendekati ajal. Karena kehidupan spiritual adalah mengenai kedekatan seseorang dengan Tuhannya dan sungguh sulit untuk mengukur seorang master of spiritual. Lagi-lagi ini adalah misteri yang diciptakan Allah SWT terhadap hambanya dan kitatidak akan sampai untuk memikirkannya.
Setelah kita bahas sedikti di atas mengenai mencapai tingkat master diusia 40 tahun, penulis akan memberikan tips bagaimana seharusnya kita menghadapi usia 40 tahun yaitu;
1. Tanamkan kebiasaan yang positif kehidupan seperti pola makan, pola hidup dan jalankan kebiasaan spiritual yang bisa mendekatkan kita pada Allah SWT.
2. Belajarlah bijak dalam menjawab soal-soal kehidupan.
3. Bentuklah karakter dan kepribadian yang bijaksana.
4. Berpikirlah kesetian terhadap pasangan dan pekerjaaan karana mereka adalah bekal diakhirat nanti.
5. Taburlah pupuk-pupuk keilmuan dan agama terhadap anak-anak kita yang juga bekal diusia 40 tahun nanti.
6. Mulailah menulis apa saja ilmu yang kita miliki sehingga ilmu yang kita miliki tak akan sirna oleh waktu.
7. Persiapkan diri dan berpikirlah yang terbaik terhadap sisa waktu yang kita miliki anggaplah setiap waktu adalh berharga dan kita akan menghadapi kematian setiap detiknya.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberikan pencerahan bagi kita untuk mencapai tingkat master diusia tua kita semoga bermanfaat. Percayalah bahwa masih banyak kekurangan yang penulis ketahui tentang misteri dibalik usia 40 tahun dan sebagai manusia kita perlu menggali ilmu-ilmu Allah SWT yang sangat dalam. Mencapai tingkat master diusia 40 tahun adalah masa yang harus kita persiapkan dari sekarang, dari yang terkecil dan dari yang termudah. Kalau tidal sekarang jangan tunggu usia tersebut datang. Wallohualam Bil shawab.


Yusdi Lastutiyanto
Sabtu, 5 Septeber 2009
20.29 WIB.

Thursday, September 3, 2009

Membangun Kecerdasan Moral (Tujuh sifat penting yang diajarkan kepada anak untuk berlaku baik dan benar)

Judul Asli

Building Moral Intelligences
( The seven essential virtues that teach kids to do the right thing)


By : Michele Borba. Ed.D

Kali ini saya akan menceritakan kembali apa saja yang telah saya baca dari buku membangun kecerdasan moral pada anak berupa benang merah dari setiap bab yang dibahas. Sebagai seorang pendidika berinteraksi dengan siswa ataupun orangtua adalah hal yang sering terjadi. Apabila kita memiliki cara pandang yang sama dalam membina anak tentu akan sangat mudah proses kerjasama itu terjadi. Tetapi apabila tidak terjadi kesamaan visi dalam pola pendidikan yang diberikan tentu akan sulit berdapatasi dengan perbedaan itu.
Hal yang terpenting dalam membangun karakter anak adalah bagaimana mencipatakan pola hidup dan pola pikir yang sehat dalam kehidupan mereka sendiri. Dan pribadi yang ada dalam diri seorang anak adalah cerminan dari apa yang diberikan orang tua atau orang dewasa yang mengisi kehidupannya seperti dikatakan dalam filosofi bangsa Cina “ Seorang anak bagaikan selembar kertas dimana setiap yang lewat akan meninggalkan tanda “ oleh karena itu pribadi yang diinginkan oleh orang tua perlu diarahkan dan dalam hal ini saya akan memberikan informasi mengenai hal apa saja yang perlu diberikan kepada anak dalam proses tumbuh kembanganya karena Charles Reade berkata “ Taburkanlah Gagasan kamu akan medapatkan sikap, taburkan sikap kamu akan mendapatkan kebiasaan, taburkan kebiasaan kamu akan mendapatkan karakter dan taburkan karakter kamu akan mendapatkan takdir”. Dari kata tersebut dapat dismpulkan bahwa manusia ada karena pikiran manusa itu sendiri. Apa yang dilakukan pasti akan kembali kepada dirinya sendiri. Untuk itulah sebagai pendidik guru ataupun orang tua perlu mengetahui karakter apa saja yang perlu dibangun dalam membangaun kecerdasan moral anak dan saya akan menuliskannya dalam bahasa Inggris dan hanya benang merahnya saja yaitu :

1. Empathy : Identifying with feelings other people’s concerns

Problems : Absence of supportive fathers, cruel media images, mask their feelings, abuse in the cradle.

Three Steps to Building Empathy
Step 1 : Faster awareness and an emotional vocabulary.
Step 2 : Enhance sensitivity to the feelings of others.
Step 3 : Develop Empathy for another person’s of view.

Technique to build our child empathy (TALK)
T = Tune in to your child’s feelings and listen with empathy
A = Acknowledge what is what is causing the children
L = Label how the child is feeling
K = Kindle a resolution for the child needs

On the another hand we should involve our children’s how to solve a problems if someone get sad feelings.

Four ways to build our child more sensitivity of something and empathy
C = Call attention to the insensitive, and caring behavior
A = Ask, “ How do you feel”
R = Recognized the consequences of the behavior
E = Express and explain your disapproval of the insensitive action

2. Conscience : Knowing the right and decent way to act and acting that way.

(That magnificent inner voice that helps us know right from wrong. Is what lays the foundation for decent living, solid citizenship and ethical behavior)

Bad habits that in youth (Problems) : Violence, peer cruelty, stealing, cheatings, sexual promisevity, substance abuse).

Three steps to building a strong conscience
Step 1 : Create the contexts for moral growth
Step 2 : Tech virtues to strengthen the conscience and guide behavior
Step 3 : Use moral discipline to help your child learn right from wrong

3. Self Control : Regulating your thoughts and action so that you stop any pressure from within or without and act the way you know and feel is right.

Crisis of self control (Problems) : Over worked, stressed out parents, early abuse and trauma.

Three steps to build self-control characteristic
Step 1 : Model self-control and make it a priority for your child.
Step 2 : Encourage your child to be her own motivator
Step 3 : Teach your child to control high urges and think before acting

4. Respect : Showing you values others by treating them in a courteous and considerate way

Problems : Undisrespectfully kid (never been respect by parents, decline of civility, fear and suspicion, less role model, obscene language, media influence)

Three steps to build respect

Step 1 : Convey the meaning of respect by modeling and teaching it.
Step 2 : Enhance respect for authority and squelch rudeness
Step 3 : Emphasize good manners and courtesy – they do count !

Seven parenting practice to build respect
1. Treat your child is important person in the world
2. Give love with no strings attached
3. Listen attentively and respectfully
4. Communicate respect with your whole body, not just word
5. Build positive self concepts
6. Tell them often why you love and cherish them
7. Enjoy being together

5. Kindness: Demonstrating concern about the welfare and feelings of others.

Problems : Lack of good model by parents, not encouragements for kindness, unkindness to others

Three steps to building kindness
Step 1 : Teach the meaning and value of kindness
Step 2 : Establish a zero tolerance for unkindness
Step 3 : Encourage kindness and point out its positive affect

6. Tolerance : Respecting the dignity and rights of all persons, even those whose beliefs and behaviors differ from our own.

Problems : lack of moral monitoring, lack community support.

Three steps to building tolerance

Step 1 : Model and nurture tolerance
Step 2 : Instill an appreciation for diversity
Step 3 : Counter stereotypes and never tolerate prejudice

7. Fairness : Choosing to be open minded and act to act in a justice and fairness

Problems : Breakdown in role models, attachment problems.

Three steps to building fairness

Step 1 : Treat your child fairly
Step 2 : Help your child learn to behave fairly
Step 3 : Teach your child ways to stand up against unfairness an injustice


Ketujuh hal diatas semoga dapat memberikan informasi kepada mereka yang bergerak langsung ataupun tidak langsung dalam dunia pendidikan. Point penting dalam membantu anak membangaun kecerdasan moral adalah sebagai orang tua, guru mapun orang dewasa yang ada disekitar anak perlu memberikan contoh dalam berperilaku dalam keseharian karena mereka akan melihat kita bagaimana dari kebiasaan yang paling kecil dan berpikirlah positif terhadap apa yang terjadi dan memandang secara objektif terhadap suatu permasalahan saat kita bersama anak kita,
Bangsa in membutuhkan generasi-generasi bermoral tinggi yang mengedepankan nilai-nilai Ketuhanan, Intelektualitas, Kesedehanaan dan Kebudayaan dan berjiwa global. Apabila tidak segera diperbaiki konsep pendidikan yang ada saat ini dengan mengutamakan konsep ketauladanan dari generasi sebelumnya maka tunggulah keruntuahannya oleh generasi kita sendiri yang kita ciptakan sendiri. Maka dari itu ajaklah setiap element yang ada dalam bangsa ini harus dan wajib terlibat dalap proses perbaikan ini. Sekarang atau tidak sama sekali.

Yusdi Lastutiyanto
Sekolah Global Mandiri
Thursday. 03 – 09 – 2009. 14.59 am
Fating Month