Update status, lihat tautan foto yang kasih komen karena baru hari ini aku upload foto di facebook tentang kisah kami para guru di sekolah global mandiri yang foto-foto untuk kenangan diakhir tahun pelajaran. jadi teringat 6 tahun yang lalu ketika jiwa mudaku masih bergelora, pemuda yang masih ingin mencoba hal-hal yang baru dan bikin ide-ide gila supaya menjadi kenangan dimasa tua nanti. pengalamanku bersama kelima temanku konvoi naik motor ke anyer, luar biasa begini ceritanya.
Tepat jam 24.00 tengah malam kami berenam berencana untuk pergi kesuatu tempat yang kaya akan pemandangan seorang temanku Ipang memberikan ide dalam pembicaraan tersebur" ehm bagaimana kalo malam ini kita ke anyer, kan seru tuch kita berangkat malam besok pagi kita sampai". lalu Wisnu berkata" wah, ide seru tuch, patut dicoba". dan kami pun berenam menyetujui rencana tersebut, buka main gilanya entah apa yang merasuki pikiran kita senua untuk berangkat ke anyer malam itu juga, yang pasti kita berenam bertekad untuk sampai di anyer saat pagi dan menikmati pemandangan sunrise dipagi hari. "Namanya juga laki-laki, kalo ga dicoba kapan lagi" saut ku.
Berenam kami akhirnya malam itu juga berangkat menuju anyer, dengan mengendarai motor supra fit ku yang baru satu bulan turun dari lising kuboncengi Aji anak SMA yang mau lulus mengadapi ujian nasional, lalu ada Wisnu dan Slash yang mengendarai Motor Honda Legenda keluaran tahun 1995 yang masih oke untuk dikendarai dan yang ketiga Riki dan Ipang yang mengendarai Vespa itali yang suka ngadat gara-gara busi atau entah apalah penyebabnya yang pasti akan mogok kalau melaju di jarak jauh. Aku dengan motorku yang masih freshh berada di belakang untuk mengkontrol supaya tidak ada yang tertinggal, si Vespa di tengah dan Legenda di depan.
Sepanjang perjalanan dari cilandak tak terbayangkan olehku akan jauhnya perjalanan kita ini, yang ada dipikirannku hanya ingin sampai di anyer dan menikmati udara pagi. Menuju lebak bulus sebagai titik strat malam itu kami berenam menikmati perjalanan saat masih di jakarta, Ipang sang pencetus ide gila ini adalah Guide petualangan kamu berhubung hanya di yang pernah pergi bolak-balik anyer-jakarta dengan motor, jadi tak salah kalau aku bertanya berapa lama perjalanan yang akan di tempuh dengan enteng dia menjawab" Biasanya aku menempuh perjalanan anyer-jakarta selama 6 jam" pas menurutku karena kita berangkat jam 1 pagi tepat jadi berharap sampai sana bisa melihat sunrise.
Aku yang berboncengan dengan Aji, ngobrol ngalor ngidul tentang masa depan, sekolah, pacar karena rumahnya tetanggan dengan ku. ku lihat Riki bersama Ipang juga menikmati Pembicaraan mereka dalam perjalanan dan didepan si Legenda Wisnu dan Slash membuka jalur untuk motor kami yang membuntuti. di tengah perjalanan tepat di jembatan Grogol tidak bisanya ada Patroli polisi yang memberhentikan setiap pengendara motor untuk di cek surat-suratnya, tanpa basa-basi kami pun berhenti sebelum patroli tersebut dan menunggu sampai selesai, lumayan lama pak Polisi patroli di situ mungkin 30 menit, setelah selesai kami pun melanjutkan perjalanan. "Sleb....." tiba-tiba saat di grogol Vespa ngadat mogok mati entah kenapa, lalu didoranglah si vespa mencari bengkel yang masih buka, jam setengah duua pagi apa masih ada? tak di sangka perjalanan mencari bengkel memakan waktu 30 menit, terpotonglah perhitungan ku sampai di anyer selama 6 jam, tapi apa mau dikata resiko mengendarai Vespa. beruntung masih ada bengkel yang buka, dan sipemilik bengkel punya warung sehingga kami bisa ngopi dulu sampai motor oke kembali. Vespa beres, perjalanan di lanjutkan.
Sampai di Cilegon. energi kami mulai menipis rasa kantuk datang dan kami pun bergantian mengendarai motor hanya Wisnu saja yang tidak beruntung karena Slash tidak bisa mengendarai motor, jadi kerja dua kali dech." Penderitaan di Cilegon datang dengan turunnya hujan lebat yang menyebabkan kami harus mencari tempat berteduh dan bersistirahat. Hujan lagi-lagi memotong waktu kami selama 15 menit, hujan reda kami pun melanjutkan perjalanan. barau saja mau strat lagi, rupanya si Vespa mengalami mogok lagi entah apalagi cobaan yang menimpa si Vespa," dorong lagi" kecepatn yang seharusnya bisa 80/90 km perjam karena si Vespa cuma bisa 40/50 km perjam "ya ampun, indahnya perjalanan ini. untuk kedua kalinya jam 3 pagi kami masih menemukan bengkel motor yang buka"Ajiib," istirahat lagi.
Waktu menunjukkan jam 4 pagi dini hari, aku bertanya pada Ipang " Bos, masih jauh ga tempatnya?". "enggak dikit lagi sabar aja" kata Ipang," oke, cabut lagi. tak terasa hawa dingin menusuk ke kulitku rupanya kita sudah memasuki Anyer dengan pemandangan pantai dan laut dalam kegelapan jam 5.30. ketika diperjalanan ini wangi laut dan suara ombak terdengar dalam keheningan pagi. lalu kami pun berhenti,mencari sarapan dan kopi untuk menghilangkan rasa kantuk. rupanya masih belum juga dapat tempat istiragat di pantai karena kami mencari yang gratisan "masih jauh kata Ipang,' untuk cari yang gratisan". sampai akhirnya Riki memaksa kita berhentu dulu karena di melihat tukang bubur yang mangkal dekat warung dan kita pun makan bersama menikmati bubur dan kopi hangat. sampai jam enam pagi aku heran, ko matahari tidak muncul juga, rupanya di Anyer ga ada matahari karina laut menghadap kebarat kalo mau lihat matahari nanti ketika tenggelam Sunset namanya " oh malangnya" setelah sarapan kami pun melanjutkan perjalanan mencari tempat yang diinginkan sampai lah kita pada suatu tempat di pinggir pantai yang ternyata harus bayar juga sebesar 2.500 rupiah sebagai retribusi dan parkir, tak palah yang penting ada tempat buat istirahat. kami parkirkan motor kami dan mencari gazebo yang kokoh dan merebahkan badan sebentar.
Kurang lebih satu jam aku tertidur di gazebo membalas rasa kantuk ini, tapi bagaimanapun belum terbalaskan, ku lihat Slash dan Wisnu mengejar anak Biawak yang mereka temui di pinggir pantai. Slash memang pemberani maklum saja sebagai anak rantauan dari NTB (Nusa Tenggara Barat) di tidak takut dengan yang namanya reptil "Dapat" kata Slash, lalu di mencari tali untuk mengikat biawak dan mengaitkannya di sebuah pohon. lalu mereka melanjutkan lagi mencari batu-batu dan kerang di pinggir pantai. sementara, kulihat Aji masih tertidur lelap di gazebo menikmati pembalasan dendamnya.
Beberapa saat kemudian, Riki dan Ipang menghampiri ku dan mengajaku untuk berenang dengan menyewa sebuah board seharga 5000 yang bisa digunakan sepuasnya. "Asik tuch," kataku tapi aku enggak punya uang". percaya ga percaya uang yang kubawa hanya 10ribu rupiah, gila bukan", namanya juga laki-laki atau memang enggak punya uang. Riki pun menyewakan sebuah board dengan ku. kunikmati ombak yang mendorong board ku kepantai, maklum saja sebagai mahasiswa olahraga keterampilanku berenang tidak bisa diragukan hanya menggunakan board harus diragukan karena tidak punya pengalamam surfing jadi coba-coba deh.
Ombaknya memang tak terlalu tinggi, tapi lumayan mengasyikkan sampai satu waktu ketika ombak datang dan peganganku tidak kuat lalu board lepas ke belakang badanku sang ombak melemparku setinggi dua meter ke pasir tempat arus balik ombak dari pantai ke laut sekilas saja kulihat pasir dengan ketinggian ku "gedebuk" bunyi wajahku mencium pasir dengan keras, lalu badan ku pun lemas terbawa oleh ombak ke laut. Ipang yang saat itu melihatku berlari manarik tanganku yang tak sadarkan diri karena benturan tadi. lalu membangunkan ku dengan darah kulihat ditanganku " oh' sakit bukan main,kuraba wajahku tak ada yang salah, ku pegang hidungku tak berdarah lalu darah dari mana ini. akhirnya kurasakan bibirku perih terkena air garam dari laut. ku tahan rasa sakit ini yang belum terasa dan berlari ke motorku untuk menggunakan kaca spion melihat apa yang terjadi di wajahku, di perjalanan mulai kurasakan rahangku mengalami perubahan bentuk sedikit bergeser rupanya. di kaca kulihat bibir bawahku sobek sebesar 5 centi terkena gigi atas ku, dahsyat kurasakan perih setelah 5 menit berlalu dan akapun mengambil slayer ku dan mengikatnya di wajahku untuk membuat mulut tertutup. ke beli es batu dan mengulumnya di mulutku untuk mengentikan pendaharan, luar biasa," sambil merebahkan diri ku pejamkan mata ini.
Waktu menunjukkan pukul 10 pagi kulihat di jam tanganku, panas matahari mulai muncul baju yang kupakai kering dibadanm karena tidak membawa baju ganti setelah berenang tadi. aku berkata pada Ipang " Pang balik aja yuk" dah enggak enak nih suasananya" enggak bisa happy-happy lagi gw capek.". Riki yang melihat kondisiku menyadari bahwa aku harus pulang karena wajahku luka dan rahangku geser. "baiklah kita pulang" kata Riki." kami pun pulang dan Aji menggantikan posisi ku mengendarai motor memboncengi ku. laju kami cukup cepat dengan menyalip truk-truk pengangkit pasir aku yang diboncengi ketar-ketir dengan Aji yang membonceng ku. tanpa basa-basi aku bilang pada Aji " Ji, gw aja yang bawa BT nich ngeri gw diboncengin." rupanya rasa lapar sudah membuatku emosi dengan kondisi ini. dalam perjalanan Aji menngeluh" Yus, kapan sampenya ko jauh banget." lalu ku bentaknya " sama kali gw juga ngerasain, udah diem aja yang penting sampe."
Dalam perjalanan kami pun akhirnya berpisah, Slash dan Wisnu yang ngacir terlebih dahulu menghilang di depan truk-truk besar karena saat Aji membawa motor di tak dapat mengimbangi laju motor Wisnu, ku tinggalkan Ipang dan Riki yang membawa Vespa yang tak mungkin ku tunggu laju motor mereka dan mereka pun mengerti dan menyuruh kamu untuk maju lebih cepat, sungguh pengertiannya. beberapa kali kami tersesat sampai akhirnya ku temukan plang bertuliskan kearah pamulang yang dekat dengan lebak bulus kalau sampai di situ aku tau daerahnya. Ku lihat terminal lebak bulus ramai saat ini dan waktu menunjukkan pukul 5 sore tak terasa berarti waktu yang kita tempuh hampir dari 7 jam, mungkin karena tersesat tadi.
Akhirnya sampailah kita di kompelk terscinta di Cilandak, lalu beristirahat sebentar di tempat tongkrongan dan memesan teh manis di warung. duduk dengan Aji ngeobraol mengenai kisah yang baru kita lakukan dengan teman-teman yang nongkrong. bibir masih tersa perih rahah goyang-goyang dan bentuk gigi sudah tidak rata lagi antara atas dan bawah. aku masih belum berani pulang kerumah karena terus terang saja malam itu aku tidak ijin untuk pergi ke Anyer tambah lagi cidera di wajahku yang akan membuat kedua orang tuaku memarahi aku. "santai saja dulu ah, palin nanti dirumah diomelin," kataku.tak lama Wisnu dan Slash datang mereka pun tersesat tapi rupanya lebih parah dariku dariku. kami pun tertawa dengan apa yang terjadi hari ini. karena badan lelah sekali kulit serasa terbakar karena perjalanan kami ditemani matahari. Aku pun pulang dan siap dimarahi. sampai di rumah kuliah wajahku amburadul dengan lebam biri di mata dan pipiku, mandi dan kuikat bagaikan tali pocong dan tertidur samapi ayahku melihat apa yang terjadi padaku tertawa dan berkata " hem" darah muda kelakuan masih kaya anak kecil," lalu meninggalkanku.
Esok harinya, pipi ku bengkak, kulitku hitam gosong dan tulang-tulang pegal seperti mau copot aku bertemu dengan Riki di sebuah warung dan bertanya " sampai jam berapa malem ki?." "jam sembilan dan langsung pulang enggak nongkrong lagi" cape banget," kata Riki, tapi seru ya. apalagi dengan kejadian surfboy yang menghantam pasir.". kurang ajar di cenginnnya diriku, engga apa-apa ini menjadi sejarah terindah dalam hidupnya dan enggak mau melakukannya lagi sampai benar-benar terencana. memang darah muda darahnya para remaja.
No comments:
Post a Comment