Wednesday, August 13, 2008

Interaksi dalam Organisasi

Aliran klasik dalam teori organisasi mengatakan bahwa organisasi adalah suatu aturan dan batasan yang di buat berdasarkan struktur, peran dan fungsi, hieraskis, pembagian tugas, dan kerjasama sekelompok manusia dengan tujuan tertentu. dalam teori ini pula menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam organisasi klasik hanya terdapat pada orang-orang di didalam organisasi tersebut yang di buat secara sengaja karena mereka memang dipaksa untuk saling berinterakasi. hal ini tentu akan memperkecil konflik yang ada dan garis komunikasinya pun tidak terlalu besar. dari satu sisi dapat diakui memang hal itu membuat kinerja organisasi lebih efektif dan efisien hanya saja paradigma para pekerja hanya sebatas memperhatikan apa yang terjadi di dalam organisasi saja tidak terjadi proses asesement dari luar organisasi karena para pekerja akan bertahan dengan apa yang terjadi di dalam organisasi mereka.
Intraksi dalam organisasi ini disebut juga sistem tertutup karena proses interkasi yang ada hanya dengan apa yang mereka lihat di dalam organisasi tersebut. tetapi memang dampaknya kesatuan ini menjadi kokoh tidak dapat digoyahkan. konflik internal dapat dengan cepat diatasi dengan konsep instruksi dari atasan langsung dengan mempertimbangkan baik buruknya keputusan yang dibuat. sistem tertutup biasanya digunakan untuk organisasi kecil atau keluarga. dalam organisasi ini seorang pimpinan harus bersifat otoritas karena apabila pintu kemunikasi 2 arah dibuka akan banyak sekalin tuntutan yang diajukan karyawan. oleh karena keterbatasan mereka dengan dunia luar untuk itulah target yang dihasilkan lebih efektif dan efisien dari produk sendiri para karyawan akan lebih fokus terhadap pekerjaanya tanpa perlu memikirkan permasalahan interkasi dengan karyawan lain.
Sebaliknya teori organisasi yang berbeda adalah sistem terbuka dalam hal ini proses belajar dari organisasi maupun perilaku organisasi lebih besar untuk itulah pimpinan yang berwawasan tinggi dan peka terhadap apa yang terjadi pada para karyawannya lebih terkoordinir. percaya atau tidak sistem terbuka lebih banyak mengeluarkan dana lebih banyak dalam anggaran belanja karyawan walaupun hasil yang dicapai dalam organisasi terbuka lebih besar karena tujuan organisasi ini memang lebih besar. hampir sebagian besar aktifitas karyawan hanya dihabiskan inti berinterkasi dengan karywan lainnya di luar dari pembahasan pekerjaan. hal ini terbukti dengan banyaknya sub bagian yang berinterkasi bahkan di nilai akan menghambat keefsiensian dari kinerja organisasi. konflik yan tercipta lebih besar dan penyelesainnya pun terkadang tidak terselesaikan karena memang kondisi konflik yang ada tidak terdeteksi oleh pimpinan sehingga terkadang dampaknya terdapat padi kinerja organisasi atau produk yang dihasilkan.
Berinteraksi dalam organisasi sangat diperlukan tetapi sebgai karyawan ataupun pimpinan harus ingat dalam tataran organisasi apa kita berada sehingga dalam proses kinerja organisasi dapat menciptakan suasana kondusif dalam berorganisasi.

1 comment:

Shinn Asuka (wanna be) said...

wah, bagus tuh akh.... bsa nambah pengetahuan ana ttg organisasi.

klo s4 kunjingin blog ana akh. alamatnya:

pemimpisejati16.blogspot.com