Monday, May 26, 2008

Bangkit, bangkit dari kekerdilan dan keterpurukan!

Indonesia saat inisedanga di rundung gelisah, iklim demokrasi yang tercipta di negara ini rupanya masih perlu di buat acuan bakunya. kenaikan BBM saat ini adalah kebijakan yang tidak populis di kalangan pembuat kebijakan dan akan menghilangkan pamor mereka sebagai birokrat dan politisi. kenaikan BBM merupakan dampak dari kompetisi ekonomi global di mana perubahan dan ketidakpastian tidak dapat di hindari. bayangkan saja harga BBM di negara tetangga Singapura mencapai 10000 perliter, hal itu di sebabkan lonjaknya harga Minyak duni mencapai 150 dolar per barel.
Kondisi ini membuat pergolakan di kalangan mahasiswa. kasus Universitas Nasional, UKI dan pergerakan mahasiswa di beberapa daerah. hal. itu memamh merupakan bunga-bunga dari demokrasi. tetapi apakah mereka harus berorasi dengan gaya anarkis tidak komunikatif. bayangkan saka seorang akademisi dalam menyampaikan asprasinya apa perlu dengan melempar batu atau bom molotov kepada aparat kemanan, sah-sah saja apabila pak polisi yang juga manusia mersa terganggu sehingga mereka melakukan tindakan refresif kepada mahasiswa yang mencuri pandang.
Kejadian pergolakan mahasiswa merpakanhal yang lumrah dalam mempertanyakan kebijakan pemerintah yang di anggap merugikan rakyat miskin. tetapi unjuk rasa saat ini kurang terakomodir dengan aturan hukum yang berlaku. sperti kalau, aksi harus ada surat pemberitahuan kepolisi, waktu aksi yang tidak baik. meskipun dari sisi mahasiswa mereka menganggap mereka adalah perwakilan dari masyarakat.
Hal ini membuktikan bahwa di kampus tersebut pembinaan dalam demokrasi aktif, terukur belum menajdi bahan kajian mendalam masih mau di tunggangi dengan oknum yang kurang bertanggung jawab.
dalam forum ini saya mengajak mahasiswa untuk lebih realistis dalam melihat permasalahan bangsa. aksi menggangu ketertiban umum bukan hal yang positif aksi. trus kalau mau menuntut lebih realita lagi mau membatalkan kebijakan BBM bukan hal muda itu bisa menjatuhkan kreadibilitas pemerintah dan belum tentu dengan di batalkannya kebijakan tersebut dapat menyelesaikan masalah bangsa. jadi, ayo mahasiswa mari beraspirasi dengan cara-cara lebih intelektual guna menyelesaikan permasalahan bukan menambah masalah. kami yakin pola pikir anda saat ini lebih cerdas dalam bertindak.
Perlu di informasikan bahwa pemerintah dalam membuat kebijakan kenaikan BBM rupanya telah melakukan penghematan di setiap departemen dengan memotong anggaran 30 %. Kebijakan pemerintah mengenai bantuan langsung tunai rupanya di ikutui dengan program pembinaan yang lainnya, seperti, Jaminan kesehatan rakyat miskin, akseskin, peningkatan dan BOS, Keluarga Harapan dan pemberdayaan usaha kecil menengah, dll.
saat ini banyak para pengamat ekonom, maupun kebijakan yang membahas dan menganalisis permasalahn kebijakan in dan cendrung menyalahkan pemerintah karena tidak antisipatif mengenai isu kenaikan BBM dan mengorbankan rakyat kecil. hal itubisa jadi bukan menyelesaikan masalah tetapi akan menambah masalah. jadi, tak perlulah berdebat terlalu bnyak mari bangkit bersama dengan memperbaiki diri sendiri dulu.
ayo bangkit menuju perbaikan bangsa.
Yusdi Lastutiyantu

No comments: