Friday, August 16, 2013

Ahmad Fuadi Negeri 5 Menara

“Huft”...lama juga nih ga nulis di Blog, maklum lagi fokus sama project lama yang yang belum di selesaikan, tapi sekarang juga belum selesai masih tunggu tahapan selanjutnya.

Hampir 1 bulan fokus sama pesantren Illahi (Ramadhan), sampai ikut seminar guru pendidikan jasmani di Singapura, someday saya akan tulis pengalaman ilmiah, cinta dan spiritual tersebut.

Nah, setelah tulisan terakhir saya banyak bicara tentang cinta, sekarang saya mau bikin tulisan features yaitu tulisan tentang sosok berpengaruh buat saya pribadi, tulisan tentang seseorang yang bisa menaklukan dunia dengan imajinasi dan perbuatannya. Buat yang kebetulan baca blog ini harap dimaklumi karena baru belajar. “Ok langsung aja yah”.

Sosok pertama yang saya Tulis adalah pria kelahiran Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau 1972 Sumatra Barat, pria ini bernama Ahmad Fuadi, pria ini terbang ke pulau jawa mencari Ilmu di pesantren Modern Gontor untuk belajar ilmu agama, atas arahan orang tuanya untuk menjadi pemimpin dalam Islam, meskipun mengalami pergolakan batin dalam proses pencarian jati dirinya, ternyata pada akhirnya apa yang diharapkan orang tuanya berhasil, saat ini beliau menjadi sosok berpengaruh dalam dunia Islam dan pesantren, Jurnalistik, Sastra, dan buat para pemimpi yang ingin belajar ku luar negeri mencari ilmu.

Masuk Pesantren

Menjadi santri untuk belajar ilmu agama sebenarnya bukan merupakan mimpi beliau, karena harapannya adalah masuk sekolah tingkat atas dan melanjutkan kuliah. Berbekal keyakinan pribadi dan doa orang tua Ahmad Fuadi menenggelamkan diri dalam dunia pesantren, di sinilah beliau menemukan persahabatan sejati, beliau dengan teman-temanya bermimpi untuk menaklukan dunia dengan ilmu yang mereka pelajari di pesantren. Dengan mantra “Man Jadda Wa jadda, siapa yang bersungguh sungguh akan berhasil”, beliau menikmati proses belajarnya setiap saat di pesantren Madani.

Bekerja dari orang biasa

Saya sendiri mengingat cerita yang ada dalam novel yang Ahmad Fuadi buat dengan judul Negeri 5 Menara adalah “Bekerja dan beribadah lebih dari orang biasa”, beliau menguatkan hafalanya, caranya belajar bahasa Inggris dari orang biasa, sholat malamnya dan aktifitas lain yang hanya di lakukan orang biasa. Novel yang beliau buat di buku pertama sungguh membuka mata saya untuk terus belajar dan belajar. Pencarian Tiada Akhir

Lanjut ke buku ke dua dari trilogi lima menara yang berjudul Ranah 3 warna, buku ini tentang pencarian Ahmad Fuadi dalam menuntut ilmu di negeri orang, di novel ini beliau menceritakan kisah tentang usahanya masuk ke Universitas Padjajaran yang merupakan idamannya. Lalu proses saat beliau mengikuti program pertukaran pemuda ke Kanada. Dalam buku ini nilai yang di ambil adalah “Man Shabara Zhafira” ‘siapa yang bersabar akan beruntung”.

Buku ini terus terang menjadi motivasi bagi para scholarship seeker untuk tidak berhenti meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, memperluas jaringan dan berani berkompetisi dengan siapapun untuk satu tujuan, pencarian jati diri. Hasilnya adalah beliau dapat mendapatkan beasiswa Fullbright untuk kuliah S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University, USA. Dan pernah mendapatkan beasiswa Chevening Award untuk belajar di Royal Holloway, Universtiy of London dan pernah mendapatkan kesempatan tinggal dan belajar di Kanada, Singapura, Amerika Serikat, italia dan Inggris.

Cerita di ini pula memotivasi saya untuk percaya diri dalam melakukan personal branding untuk para organisasi pemberi beasiswa dan kampus-kampus di luar negeri dengan program internasional untuk mendaftarkan diri, dan sekarang tentu saya masih di minta untuk berusaha dan bersabar. Amin

Menjadikan Hobi menjadi Pekerjaan

Entah apa yang di gariskan oleh Allah SWT terhadap Ahmad Fuadi, sepertinya proses hidupnya mulus padahal saya tahu perjuangan beliau berbeda dengan orang kebanyakan. Mulai dari banyaknya buku yang dia baca, kurangnya istrirahat karena beribadah, sholat malam yang di barengi dengan membaca kamus dan Buku TOEFL, penolakan-penolakan tempat kerja, rupanya memberikan hasil di buku ketiganya dengan judul Rantau 1 Muara. Di novel ini magic words nya adalah “Man Saara Ala Darbi Washala, Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai tujuan” yang merupakan usaha tiada henti oleh Ahmad Fuadi dalam mancari ilmu. Selain itu dengan hobi fotografi, menulis dan membaca jadilah keinginan beliau untuk menyalurkan hobi menjadi perkerjaan sebagai seorang jurnalis.

Menjadi Wartawan dan Kuliah di luar Negeri

Ahmad Fauadi menceritakan kisah hidupnya bermulai dari dirinya menjadi wartawan di media Tempo yang saat itu Indonesia sedang mengalami masa transisi dari zaman orde baru ke era reformasi. Beliau terlibat dalam proses jurnalistik di era reformasi, dengan masuk ke harian independent beliau menceritakan bagaimana prosesnya menjadi wartawan. Rupanya di buku ini beliau juga menceritakan kisah cintanya dan proses bekerja di luar negeri sebagai wartawan Voice Of America (VOA) sampai di terimanya beliau menjadi mahasiswa di luar negeri dengan mendapatkan beasiswa di Amerika Serikat. “Luar biasa bukan”, usaha yang tiada henti akhirnya mewujudkan mimpi-mimpi beliau saat kecil.

Menulis Novel

Setelah sebagian mimpi terwujud, mendapatkan beasiswa, menjadi wartawan di luar negeri akhirnya beliau memutuskan untuk menceritakan kehidupannya dengan membuat novel trilogi 5 menara. Dari ketiga buku ini memang banyak kisah fiktif yang melengkapi perjalanan Ahmad Faudi, tetapi itu hanyalah bumbu agar novel ini enak di baca. Sebagai pembaca sejati novel ini saya pikir memiliki kalimat sastra yang dalam, kata-kata inspiratif yang membuat pembacanya termotivasi untuk menggerakan dirinya dalam belajar dan bekerja.

Novel yang beliau buat mendapatkan banyak penghargaan dari Anugerah Pembaca Indonesia tahu 2011 sebagai Penulis dan Buku Fiksi terfavorit 2010, yang pasti beliau pernah muncul di acara Kick Andy Metro TV dan menceritakan latar belakang pembuatan novelnya. Dengan berbekal kemampuan menulis dan membaca beliau melengkapi kata demi kata dalam novel beliau menjadi karangan penuh makna dan saya menikmati setiap tulisan yang beliau buat.

Masih Mimpi dengan Membuat Komunitas 5 Menara

Belum lama saat bulan Ramadhan saya berkesempatan secara langsung bertemu dan berfoto dengan beliau, pada kesempatan itu memang saya tidak bertanya atau wawancara, tetapi dengan bertemu saja hal itu merupakan anugrah yang luar biasa, karena moment ini saya gunakan untuk memompa motivasi saya dalam berusaha menggapai mimpi saya.

Saat itu beliau sedang launching buku terbarunya Rantau 1 Muara di toko Buku Gunung Agung Margo City Depok, beliau menceritakan latar belakang pembuatan novel terakhirnya, intinya adalah saat ini beliau masih memiliki mimpi dalam hidupnya. Yang membuat saya kagum adalah beliau tertarik untuk membuat sekolah pendidikan anak usia dini dengan nama komunitas 5 menara, beliau berhasrat untuk mendirikan sekolah PAUD di seluruh Indonesia, hal ini juga yang membuat saya tertarik untuk bergabung dengan keilmuaan yang saya miliki, dan lagi-lagi saya perlu bersabar dan berusaha, Allah pasti kasih jalan. Amin

Ahmad Fuadi adalah orang yang berani bermimpi dan berani mewujudkan mimpinya, beliau bermimpi hal yang mungkin di lakukan manusia bukan hal yang musatahil. Dengan mimpinya beliau mengerahkan segala usaha dan doa agar Allah SWT mendekatkan mimpinya tersebut. Sosok Ahmad Fuadi, memberikan rasa berbeda tentang pesantren dan Islam dan membuat mimpi. Beliau pantas di beri penghargaan sebagai penulis sastra ini. Semoga Allah SWT terus memberi keberkahan dan mewujudkan setiap mimpi-mimpinya. Amin

Buat yang ingin mendapatkan update status dari komunitas 5 menara silahkan join di facebook 5 menara klik disini dan dapat melihat info terbaru dari website. www.negeri5menara.com

Sekian tulisan ringan saya tentang sosok Ahmad Fuadi penulis Novel trilogi 5 menara, banyak kalimat inspiratif yang saya dapatkan ketika membaca buku ini. Secara pribadi saat ini akan mengikuti jejak beliau untuk menggapai mimpi-mimpi saya yang saya simpan di sebuah peti dan saya yakin selama manusia terus berusaha Allah pasti akan memberi jalan. Amin

No comments: