Friday, July 1, 2011

Naik Kereta Ke Bogor

Liburan BT dirumah, iseng-iseng aku mau nyobain kereta kommuter (ekonomi-AC) dan tiap stasiun berhenti dari jakarta ke bogor. Berangkat dari Pasar Minggu membeli karcis ke bogor seharga 7ribu rupiah. kutunggu kereta selama hampir 7 menit dan masuk ke kerata pukul 13.25.
Perjalanan ke bogor ku berhentikan di stasiun depok baru lalu nongkrong sebentar menunggu kereta ekonomi yang juga mengunakan AC (Angin Cepoi-cepoi) harganya karcisnya 2ribu rupiah soal padat sama aja kaya kereta ekonomi-AC malah lebih seru makanya aku pindah ke kelas ekonomi.
Pemandangan yang kulihat membawaku ke nostalgia waktu SMA dan kuliah, saat SMA pernah ku mersakan cinta di kereta api yang kandas di tengah jalan dan saat kuliah ku sering pulang pergi jakarta-bogor-sukabumi untuk menjenguk nenekku. Saat masa kuliah itula pengembaraanku sebagai individu lahir yang suka travelling hanya belum terdokumentasikan tetapi semuanya adalah kenangan terindah.
Sampai di stasiun bogor, jadi bengong sendiri mau ngapain, memang tidak ada planning untuk berkunjung ke mana ya sudah, akhirnya aku duduk di bangku stasiun dan memandanggi orang yang lalu-lalang. setelah beberapa menit aku keluar juga dari stasiun bogor dan nongkrong tepat di patung Plaza Pangeran Muslihat dekat matahari departemen store. setelah fresh lagi otakku kembali aku kestasiun dan coba mengingat kejadian yang pernah terjadi di setiap stasiun yang akan ku lewati menuju jakarta. ku beli karcis ekonomi tujuan jakarta seharga 2ribu rupiah, murah bukan.
Saat masuk ke stasiun penjaga karcis memberitahukan kereta ekonomi berrangkat jam 15.25, dia memberitahuku supaya tidak boleh naik kereta Ekonomi-AC itu maksudnya, karena jujur dengan adanya kereta Ekonomi-AC akan banyak lobang yang bisa dilakukan oleh pengguna kereta Ekonomi.
Akhirnya setelah 20 menit menunggu, kereta ekonomi ku mulai berjalan dan kuingat di stasiun bogor ini aku dan Putra seorang temanku ketika bulan puasa pernah ditangkap oleh pertugas karcis, karena tidak membeli karcis dan akhirnya aku harus membayar karic seharga 5ribu rupiah perorang. lumayan daripada dimasukin sel atau dipukulin.
Sampai di stasiun Bojong Gede, di stasiun ini, aku bersama teman-temanku pernah melakukan wisata rohani dan juga bulan puasa di sebuah masjid yang tidak jauh dari bojong gede. acaranya anak-anak rohis yang bertujuan untuk meng-upgrade ke-Islaman kami sebagai juru dakwah.
Lalu tibalah aku di stasiun cilebut, di cilebut tak ada cerita yang aku ingat yang aku tahu hanya ada temanku yang tinggal di dekat stasiun ini dan aku juga tak tahu rumahnya dimana, Venti Adi Nugraha namanya teman kuliah ku di FIK UNJ dulu.
Kerata berlanjut ke satasiun Citayem, di stasiun inilah aku pernah menjalin cinta dengan seorang gadis yang cukup cantik, hanya kisah pahit terjadi jarak yang jauh dan konsep pacaran kami yang berbeda, pokonya bertepuk sebelah tangan dah tapi jujur ini kenangan yang terindah.
Kulupakan masa indah dengan seorang gadis itu dan sampai di stasiun depok lama, di stasiun ini aku dan temanku Dary dan Hery pernah singgah di sini, ceritanya waktu ada ajakan untuk berdakwah di Lembaga Dalwah Kampus UNJ, kami diminta komitmennya untuk berdakwah di tingkat universitas dan panitia menanyakan kepadda kami apakah anda bersedia iuntuk dakwah di Universitas bila tidak silahkan pulang. kami bertiga menjawab di fakultas aja belum bener apalagi di universitas. akhirnya kami pulang malam itu juga dari stasiun bojong gede menuju jakarta tapi sayang stasiun hanya dari bogor ke depok lama. sampai depok lama kami menggunakan angkot ke jakarta.
Setelah Depok lama aku pun ke depok baru, di stasiun ini ada kisah bersama empat orang temanku yang menginap untuk ikut kompetisi 3on3 basket, dengan putra juga pernah mencari daun aceh dan tentu kenagan manis dengan puteri dari citayem.
Lalu pondok cina, waktu masih kuliah aku pernah latihan basket di Gymnasium UI ikut latihan di NBC dan tahun 2010 aku pernah melatih mahasiswa FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) UI persiapan UI cup dan tentu kisah klasik bersama isteriku sekarang.
Sampai di stasiun UI enggak banyak yang aku lakukan disini hanya lewat.
Lalu di stasiun Uiversitias pancasila, dulu stasiun ini menjadi saksi ketikan aku melatih basket di SMA Kartika belakang UP di stasiun ini juga aku pernah singga untuk menginap dirumah salah satu temanku kuliah dulu Malik.
Setalah UP lalu lenteng Agung, aku pernah singgah disini waktu teman SMA ku mau mengadakan buka puasa bersama dan gagal lantaran belum ada yang bayar.
Sampailah di stasiun tanjung barat, di stasiun ini aku pernah kena setan budeg yang mau menyebrang ketika kereta mau lewat, beruntung teman ku Choki mencegahku dan mengingatkaku akan adanya kereta.Alhamdulillah kan ku ingat kamu Choki di dadaku.
Lalu di pasar minggu, stasiun ini banyak juga kenangan mulai dari ditangkap polisi karena tidak membeli karcis dan harus membayar 50ribu untuk dendanya hampi 3 kali aku ditangkap disisn dan tentu lag-lagi cinta yang kandas. lalu aku turun untuk pulang menemui keluaga ku di rumah.
Lumayan juga 4 jam perjalan di kereta api bernotalgia sesaat. mudah-mudahan bisa melakukan perjalanan lagi. amin

No comments: