Friday, June 20, 2008

Cara efektif memberikan hukuman

Asalamualikum.Wr.Wb
Dalam dunia pendidikan atau dalam dunia kerja hukuman nerupakan sesuatu yang penting yang digunakan untuk mengubah perilaku seseorang atau paradigma seseorang. seseorang dapat bersifat negatif atau positif tergantung bagaimana sistem pembinaan yang didapatkannya di rumah, di sekolah atau di masyarakat. ketiga elemen ini adalah siklus dasar dimana setiap manusai akan berinteraksi secara sosial.
Apabila pola pembinaan di rumah, orang tua sebagai pimpinan tertinggi tidak pernah mengenalkan apa itu hukuman yang bertujuan untuk menanamkan sikap mengakui kesalahan pada diria anak maka, yang terjadi adalah anak tersebut akan merasa dirinya selalu benar di lingkungan masayarakat dan sekolah. uintuk itu konsep dasar dalam memberikan pengetahuan mengenai hukuman adalah di rumah.
Yang kedua adalah di sekolah, sumber kekuasaan yang ada terdapat pada guru. bagaimana guru tersebut memberikan hukuman pada siswanya dengan metode yang tarik ulur, artinya bisa dengan TOP DOWN dengan tujuan meningkatakan motivasi dari kesalahan yang dibuat dan merubah perilaku agar lebih baik atau BOTTOM UP dengan tekanan agar kesahan yang di buat tidak di ulangai lagi, biasanya kesalah yang dibuat ini bersifat fatal akibatnya. kedua elemen ini antara orang tua dan guru sebenarnya ada hubungan yang saling mempengaruhi. untuk iti dalam dunia pendidikan komunikasi antara orang tua murid dan guru sangat penting dalam membentuk karakter positf pada anak.
Ketiga adalah masyarakat, kalo saat sekolah teman-teman sebaya dapat dimaklumi apabila mengingatkan kita dalam mambuat kesalahan maka beruntunglah siswa tersebut kalau yang mengingatkan teman sendiri. tapi akan sakit apabila yang memberikan hukuman adalah seseorang yang tidak kita kenal seperti apa pemberian hukuman yang akan diberikan. kalau dimasyarakat aparat hukumnya ya polisi dan kita mengetahui proses pemberian hukuman yang diberikan. tetapi bagaiman kalau sekelompok massa yang radikal, main pukul atau keroyokan sungguh sakit hal tersebut. maka dari itu rumah , sekolah perlu mengajarakan tata cara bagaiman seharusnya manusai berinteraksi di lingkungan sosial sehingga saat individu terjun dimasyarakat mereka dapat memposisikan diri dalam berperilaku.
Kemabali pad konsep pemberian hukuman tadi saya memberikan tips bagaimna sebaiknya pemberian hukuman agar lebih efektif pada anak, karyawan atau teman. dan saya mengelaborasi dari Teori Howard H Kendler sebagai berikut.
1. Hukuman akan efektif dalam memperbaiki perilaku jika ia memaksa seseorang untuk memilih perilaku alternatif yang diinginkan, dan kemudian pilihan tersebut diterapkan sebagai hukuman.
Artinya, hal ini bisa dilakukan kepada seorang individu yang membuat kesalahan dengan memberikan alternatif hukuman pada dirinya saat individu melakukan kesalahan. apabila kesalahan tersebut dibuat karena ketidak tahuan maka akan lebih mudah untuk memperbaikinya karena individu yang membuat kesalahan akan cepat mengerti bahwa yang dilakukannya tidak baik. maka, biarkan mereka memilih hukuman apa yang mereka inginkan sesuai dengan tingkat kesalahan yang dibuatnya dan orang tua dan guru hanya mengarahkan dan menjaga agar tetap konsisten dan dalam hal ini unsur toleransi sangat kental. tetapi dalam masayaraka ini tidak berlaku karena terkadang di masyarakat terdapat hukum rimba. maka dari itu norma-norma sosial yang ada merupakan landasan seorang individu untuk berperilaku.
2. Jika hal tersebut dalam angak (1) tidak terjado, mak perilaku yang menunjukkan penyesalan itu hanya sementara, dan selanjutnya perbuatan yang menyebabkan orang tersebut terhukum akan berulang kembali manakalah hukumannya diganti. dan pada gilirannya perilaku terasa terhukum itu akan menyebabkan seseorang menjadi ketakutan dan penuh.
Artinya, setap manusia adalah mahlik alpha. apabila membuat kesalahan dan terus akan membuat kealahan tersebut bila tidak terjadi proses pembelajaran dari hukuman yang dia dapatkan dulu. untuk itu sebagai seorang guru atau orang tua harus mengarahkan hukuman yang disepati menjadi lebih bertingkat, misal kalu dalm dunia olahraga, kesalah pertama yang dibuat mengharuskan perlaku salah melakukan push up selam 10 kali, dan kedua kalinya dengan kesalahan yang sama harus ada beban menjadi 20 kali dan seterusnya. semakin tinggi beban hukuman yang diberikan semakin kuat pula penguatan terhadap individu agar tidak melakukan kesalahan yang sama. karena, apabila bebannya sama tidak berubah individu bersalah akan merasa bahwa hukuman tersebut ringan sebab sudah menjadi kebiasaan.
3. Hukuman akan lebih besar efektifitasnya, jika diterapkan pada saat perilaku yang tidak terpuji atau tidak diinginkan itu terjadi, dengan demikian persoalan tidak basi.
Hal ini jelas, saat terjadi kesalahan seketiak itu pula sebaiknya hukuman harus diberikan agar dapat membrikan stumulus terhadap kognitif bahwa perilaku negatif tersebut harus diperbaiki dan tidak baik. rangsangan tersebut akan menjadi bangunan dalam rangkaian otak sehingga ada proses ketidakselarasan/perdebatan antara hati dan logika yang membuat individu memilih mana yang terbaik ketika hukuman diberikan sehingga akan ada proses pemilahan yang dilakukan oleh individu tersebut untuk memperbaiki dirinya saat itu. dan pasti hukuman tersebut akan selalu diingat.
4. Hukuman hendaknya dilaksanakan dengan pengamatan yang teliti sehingga tidak menjadikan hukuman tersebut sebagai hadiah bagi suatu perbuatan yang tidak diinginkan atau terpuji. tujuan pemberian hukuman adalah untuk memperkuat perilaku, dan tujuan pemaksaan adalah untuk memberikan hukuman.
Dalam membrikan hukuman kita harus mengatahui letak kesahan yang dibuat anak, dengan menyakan apa penyebab dari kesalahan yang dibuat. sehinga jangan samapi ada penyebab lain yang tidak ketahui. apabial penyabab inti sudah diketahui, kealahan itulah yang harus dihukum. maka missmatch antara tujuan pemberian hukuman dengan kesalah tidaka ada.
Keempat hal diatas diharapkan dapat memberikan gambaran bagaiman seharusnya kita senagi orang yang lebih dewasa memberukan hukuman yang bertujuan memperbaiki perilaku negatif dari individu.
Dan yang paling penting dalam pembinaan pemberian hukuman ini bagaimana membuat individu tersebut dapat menganalisa kesalahan yang dibuatnya sehingga sebelum orang lain memperbaiki dirinya atau menhukumnya. perilaku taat hukum sebenarnya baik apabila aparat hukum dapat menghukum dirinya apabila membuat kesalahan. yang tercipta saat ini adalah bahwa mereke yang mengerti hukum dianggap kebal dengan hukum.
Wassalamuaaikim.Wr.Wb

No comments: