Monday, June 23, 2008

Tahapan Interaksi Sosial Dalam Membentuk Kepribadian

Kemarin kami para melakukan rapat kenaikan kelas untuk siswa SD. dan dari rapat tersebut dari dua level yang saya ikuti banyak sekali informasi dari guru dan kepala sekolah bagaimana seharusnya melakukan pendekatan kepada siswa bermasalah serta apa penyebab timbulnya masalah tersebut. dari bahasan yang kita diskusikan ternyata kemampuan saua dalam menganalisa perilaku seorang siswa masih kurang.
Dari rapat tersebut saya dapat melihat bagaiman usaha para wali kelas dalam memperjuangkan anak didiknya dan penjelasan guru bidang study tentang persepsi siswa didiknya. percaya atau tidak ada guru yang benar-benar menggunakan hati dalam mengajar ada juga guru yang menggunakan logika dalam mengajar, sehingga penjelasan mengenai perilaku siswa ada yang analitis menggunakan penjelasan sebab ada juga yang menggunakan akaibat. artinya, latar belakang mengapa siswa tersebut berperilaku negatif tidak dipertimbangkan.
Saat rapat di buka, kepala sekolah memberikan penjelasan bahwa siswa SD kelas 1 dan 2 dalam menyerap lebih terpengaruh dari lingkungan eksternal. artinya, apapun bentuk informasi yang didapatkankan akan ditelan mentah-mentah oleh mereka. untuk itu para orang tua harus berhati hati dalam berperilaku karena anak pasti akan mengikutinya.
Berangkat dari kata tersebut akhirnya kita memulai rapat ini dengan membahasa permasalahan yang ada di kelas mengenai siswa tentunya. bahasan yang dilakukan seputar kemampuan akademik siswa dan sikap mereka dikelas. ada 4 kasus unik yang terjadi diantaranya ada siswa yang memang kemampuan IQ rendah, ada siswa yang memiliki kecerdasn tinggi hanya saj faktor external tidak mendukung proses pembentukan kognitif tersebut, ada yang terkenen disleksia pada kemampuan kognitif entah apa bahasanya nantu saya akan coba jelasakan, yang terakhir adalah siswa yang belum cukup umur untuk mempelajari bidang ilmu di levelnya karena pondasi kognitif dari awalnya kurang baik. dari 4 kasus ini mereka rupanya cukup unik satu sama lainnya sebagai mahkhluk ciptaan Allah SWT. saya akan mendeskripsikan seperti apa gambaran permasalahannya.
1. Siswa yang kemampuan IQ nya rendah.
Siswa ini di sinyalir memiliki IQ rendah dikarenakan kemampuannya dalam menyerap, mencerna serta mengingat sesuatu informasi mengalami kesulitan. faktor ini saya anggap terjadi sejak lahir sebab sikap yang dimilikinya cukup baik. bahkan ketika guru memberi nasihat anak tersebut mengerti tetapi mengapa ketika memasuki proses pembelajaran siswa tersebut tidak fokus dan dalah memotivasi diri rupanya juga kurang. hal itu dari segi akademik, tapi dalam kinestetik saya sebagai guru olahraga merasakan bahwa anak ini berbakat didunia olahraga. tervukti dari aktivitas olhraga yang diikutinya memiliki nilai baik meskipun faktor siswa lain mendampinginya. jadi bisa dikatakn apabila anak tersebut disatukan dengan siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar maka secara otomastis akan mempengaruhinya.
2. Siswa yang cerdas tapi buruk dari segi sikap.
Siswa ini good looking dan dari segi kinestetis juga cerdas hanya saja sikap dan perikaunya selalu berubah bahkan terkadang kurang kooperatif dalam pembelajaran. kembali ke faktor eksternal tadi, siswa ini kurang dikontrol emosinya oleh orang tuanya karena hanya ketemu satu minggu sekali dan di lingkungan ketika berinteraksi siswa ini bermain dengan orang yang dewasa yang kita pun tidak tahu siap orang dewasa ini, bagaimana perilakunya. pendapat yang muncul adalah emosi yang tidak terkontrol dampaknya. ketika di kelas siswa in memperlakukan temanya seperti saat mereka bergaul dengan orang dewasa seperti, memukul, mencubit dan kekersan fisik karena saya meyakini ketika di lingkungan banyak orang dewasa yang menyakitinya secara fisik pul tanpa ada perlindungan dari orang tua. dampaknya kedalam proses kegaian belajar mengajar siswa ini mengalami gangguan dan menganggap bahwa saya lebih baik main dari pada belajar atau di dalamnya kognitifnya yang ada hanyalah bermain. secara akademik apabila anak ini dimotivasi terus secara berkesinambungan oleh guru maka akan cepat anak ini menyadari bahwa dirinya perlu belajar. tentu orang tua harus mengkontrol aktivitasnya di rumah agar terjadi penguatan positif kearah yang lebih baik untuk kehidupan anak tersebut.
3. Siswa yang mengalami Disleksia Kognitif
Pendapat Disleksia ini menyatkan bahwa siswa in agak sulit dalam membaca jadi ketika membaca sulit dalam memvisualkan apa yang ada dalam bacaan, tentu pengaruhnya terhadap kognitif juga sulit. sehingga aktivitas keseharianya terkadang terlepas dari nilai-nilai sosial. pendapt lain bahwa siswa ini tidak menyadari keterbatasan dirinya. tetapi nilai positifnya adalah orang tuanya komunikatif dan ingin merubah kemampuan kognitif anaknya, penguatan orang tuanya merupakan faktor pemicu untuk anak ini termotivasi untuk belajar dan guru yang membimbingnya juga memahami kekurangan siswanya sehingga ada sinergi antara orang tua dan guru yang dikhawatirkan adalah apabila lingkungan tidak mendukung proses perubahan yang ingin dilakukan oleha anak tersebut.
4. Siswa yang belum cukup umur dalam menerima pelajaran di levelnya.
Siswa in belum memahami preoses pembelajaran yang diketahuinya hanya bermain terbukti dari semua guru yang yang mengajar menganggap bahwa nak ini tidak pernah fokus, hanya ingin bermain, bahkan mengganggu teman-temannya. sehingga suasana belajar kelas terganggu. anak ini rupanya belum mendapat penguatan oleh orang tuanya bahwa dirinya harus belajar. permasalahan yang ada adalah bahwa siswa ini belum mampu menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi di luar dirinya. karena penguatan dari lingkungan eksternal ke kemampuan kognitifnya belum optimal.
Dari 4 kasus diatas memang bahasan saya hanya seputar kemampuan kognitif dan penguatan secara eksternal. karena di akui bahwa siswa sekolah dasar sangat membutuhkan ini untuk menjadi pondasi dalam belajar. adapun setelah ini saya akan membahas menganai aktifitas interkasi sosial dalam pembentukan kepribadian siswa yaitu;
1. Imitasi
2. Sugesti
3. Identifikasi
4. Simpati.
Saya akan mengulasnya lebih dalam nanti

1 comment:

Anonymous said...

ente rupanya menguasai psikologi juga nih....tulisan ente berkualitas....